Home
> puisi asal > KOTA
KOTA
Terdampar ku di ingar bingar malam minggu
Dikota kecil yang dulu teramat lugu
Lalu lalang orang tak menentu
Tua muda cantik jelek
Lelaki wanita
Bertemu jadi satu
Entahlah apa yang diburu
Tersesat ku di huru hara ini
Ku rindu kota yang dulu
gembira ria kan hati
Ku rindu kota yang dulu
Penuh nur ilahi
Duh aku masih bingung ini jaman
Haruskah ku dikamar sendirian
O jaman edan telah datang
O haruskah ku senang
kapan?
tag : puisi
Categories: puisi asal
segalanya memang tidak abadi, selalu dinamis dan berubah…seiring waktu berlalu, kitapun berubah dari detik demi detik, semoga kedinamisan itu membawa ke sesuatu yang lebih baik…
sekarang jamannya emang edan….pollllll…ketika semua orang mementingkan dirinya sendiri dan tanpa ada rasa peduli …..
hm… kota yang mana? bukan jakarta kan maksudnya?
sepember berlalu,berganti bulan penuh harapan …semoga.
halooodah lama gk kesini krn liburan hehehe…kota mana nih? bandung udh semrawut jg looh
Semuanya berubahHatipun berubahImanpun berubahMenuju satu titikNur IlahiSalam
masih ada kah kota yg lugu..???wah susah… anak muda jaman sekarang makin gauL,, jadi kota2 sekarang udah gak perawan alias sudah gemerlap
jalani aja kayaknya sih ya hehe aku yang hidup di jaman sekarang sih coba jalani aja dulu abis gatau pula kehidupan dulu sebagai pembanding, pinter-pinter aja atur diri hehehe 😛
kota apa nih, chen? tadi pagi aku gak bisa masuk ke blog kamu lho. sama dg blog aku yg dihack. gak bisa dibuka dan ada pesan blog sdh dihapus. tapi sementara aja.
Salam kenal ya
rindu pada kota" = kalo saya rindu pada desa dan kampung halaman ko
Hmmm, kalo aku kangen kota SOlo, heheh…Pengen kesana lagi :DMOga aja ntar kanegnnya bisa ilang yah, kesampaian… :)Ia ni, saya dari Papua – Jayapura tepatnya 😀
Mantap kata 2 mas..penuh makna….salam..
Lihat kota ituSungainya berubah jadi got yang penuh tikusPemuda yang dulu gagah kini jadi aki-aki dengan nafasnya yang satu-duaBalita-balita yang lucu berubah menjadi remaja yang doyan menhisap ganja di ujung gangWahai yang MAHA MERUBAH rubahlah kami ke arah yang lebih baik
jangan di kamar sendirian…nanti digerus jaman 🙂
Rindu suasana kota santrikah ? Ya, semua berubah, meski kadang kita tak menyukai perubahannya. Nice posting.
Kenapa, chen?sendirian di malam minggu ya?yah, begitulah chen…segala sesuatu pasti berubah…fisik, gaya hidup dan kotamu mu…Maaf Lahir Batin*maap baru berkunjung…
klo saya, saya malah ga suka kota. saya lebih suka tinggal di desa. sejuk. lam kenal ya.ditunggu kunjungan baliknya
apa kabar sahabat ku pagi ini
oh kota…ku akan senang apabila kau senang. begitu juga sebaliknya 🙂
RINDU KAMPUNG HALAMAN.. dulu dalam pemujaan CINTA kita berkumpul bersama.. sekarang ku tersessat di sini.. dooooh
“Demi Masa sesungguhnya manusia itu merugi”Sebab tiadalah semua ini kecuali kembali kepada Fitrah DiriMari bersama kita saling mensucikan diri menuju Illahi RobbyMembersihkan diri melangkah menemukan diri sebenar diriMulai menghampiri DIA tulus ikhlas karena CINTAMeraih keselarasan diri dalam Ketenangan JiwaMenjadi Manusia seutuhnya meliputi lahir bathinDahulu datang putih suci bersihMudah mudahan kembali suci putih bersihSalam Cinta Damai dan Kasih Sayang‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaankI Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll
segalanya berubah mengikuti takdir alam….
Senang utk jaman yang sudah edan ?! Kayaknya sulit deh… tapi toh kita tetap harus menerima semuanya dg ikhlas dan tawakal ya..?
mbaca ini jadi kangen lagi
salam sobatwah puisinyakerenKOTA Nur Illahi tuh dimana ?pengin tahu aja ya,,,
kota tua bicara tentang nafsu…duit dan parau jadi satu..ketika desah jadi pilu..tawa enggan berseru!
Zamannya ga gila…cuman manusianya aja yang dah pada loose mind
Tapi biar gitu tetap semangatnever give up to any condition
Puisi dari Dian Sastro…"pecahkan saja kacanya biar rame.."^0^
segalanya memang mesti berubah mas… entah ke arah yang lebih baik atau malah justru bertambah buruk… cuma itu pilihannya…
hidup penuh degan perubahan nikmati hidup mu kawan slm kenal
pagi..mbak..eh, mas Achen. Achen itu kan nama cewek. tapi kok pemilik blog ini cowok ya? hhmm….
kangen kota ya bos? enakan tinggal di desa. hehehe…
tak ada yang sempurna ….. (apa hubungannya ???)
achen fredlina lebih keren deh. tau gak wkt baca nama Achen. aku ngebayanginnya cewek berkulit putih, bermata sipit. krn temanku ada yg namanya achen.
Indah rangkaian kata-katanya mas….nice puisi
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank sukses selalu yaaaakI Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllllll
hehehe manstaaaaaaaaabbbbsss
gpp juga bang di kamar sendirian, emang ada yg salah ??!? :p
Jaman semakin tua semakin edan.yang gak edang gak kebagian.
globalisasi ya kang… desa yang tenang pun harus berubah wajah menjadi bentuk lain yang tak lagi kita kenali terlebih stelah ditinggal pergi lama…
yah… begitulah.. hidup di dunua..
monngo, mari wen tuntun biar ndak tersesat lagi hehehe *sodorin tongkat*:p
namanya perubahan jaman, wkwkwwk.begitulah, yg sepi jadi rame, yg rame jadi tambah rameee
HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRRmenyapa Sahabat terchayaaaaanksalam sayang selalu
apdeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeetttt
Mampir chen ….
tiada yang abadimohon maaf baru bisa berkunjung balik neh
banyak banget inspirasinya.Kota … inget Bandung jadinya.Btw.. yang penting jangan ikut edan aja he he.Salam sukses selalu ya Mas. Tks
jaman edan telah datang…iye, jaman skrg emang pada edan2…engga jamannya, engga penghuninya..hahahapuisinya cantik 🙂
Modernitas selalu membawa imbas…baik positif maupun negatif
mantab seperti biasa
Met pagi mas… Puisi yang indah mas..
salam kenal……………selimut nista telah datangmelebamkan putihnya keimananakan kah semakin meradang?coba kutanyakan nuraniku…………..tx
salam kenal blognya buagusstx ya
well..eh, achen…mampir bentar nih bawain roti coklat. aduh, kok aku sakit perut ya? pulang dulu akh.
jaidilah sprt ikan dilaut,,,biar air laut asin tp ketika di ambil ikan itu,,dia tdk ikut asin,,,,
saatnya tafakur,,,,menilai mana yg benar dan mana yg tidak,,
buweelll..aku mampir disini ya?
Jadi ingat lagunya KlaPulang ke KotakuAda setangkup haru dalam rinduMasih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabatPenuh selaksa makna
Puisi yang bagus….Keren deh …cocok dengan jaman yang sekarang yang kebanyakan edannya…hehehehe…
Tiada bosan bosannya mengajak sahabatku untuk melangkah….“Demi Masa sesungguhnya manusia itu merugi”Sebab tiadalah semua ini kecuali kembali kepada Fitrah DiriMari bersama kita saling mensucikan diri menuju Illahi RobbyMembersihkan diri melangkah menemukan diri sebenar diriMulai menghampiri DIA tulus ikhlas karena CINTAMeraih keselarasan diri dalam Ketenangan JiwaMenjadi Manusia seutuhnya meliputi lahir bathinDahulu datang putih suci bersihMudah mudahan kembali suci putih bersihSalam Cinta Damai dan Kasih Sayang‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaankI Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllllllllll
apdeeeeeeeeeeeeeeettttttttt
sekarang aja bang seneng2nya 🙂
Mampirrrrrrrrrr
di jemput yaaaak AWARD PERSAHABATAN..di sinihttp://www.kangboed.com/banjir-award-persahabatan-dari-casrudi.html
berkunjuuuungsalam kenal
salam kenal, makasih udah mampir..saya tinggal di desa nih bukan kota 🙂
Sekarang semuanya sudah berubah terseret oleh arus perkembangan teknologi.
jaman semakin gila…gimana caranya untuk bisa bertahan di jaman ni??haa..
malam..achen…bantuin usir nyamuk dong.
Malem chen ….
HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRMENGUCAPKAN SELAMAT ATAS NAMA PERSAHABATAN DAN PERSAUDARAANSEMOGA DENGAN BERJALANNYA WAKTU SEMAKIN MEMPERSATUKAN KITA SEMUA.. TIDAK MELIHAT SIAPA KAMU.. APA AGAMAMU.. APA MAZHABMU.. TETAPI DENGAN MENYADARI KITA BERASAL DARI YANG SATU..SALAM SAYANG SELALU
AWARRD AMBIL di sini yaaaaaaaaaak
Mantaab!!!!
rindu kota,hla desanya ngga dirinduin
salam hangat selalu sobat saya berkunjung ke blog yang mantab bgt neh,di tunggu kunjungannya sobat,salam http://www.wontduits.wordprees.com
Jaman boleh edanTapi kita jangan ikutan edanWalau kadang akhirnya gak KEDUMAN ( kebagian ).
jaman edan jangan ikut senang. nanti ketularan edan. hihihih