Anatomi Puisi Marjorie Boulton

Maaf ini hanya artikel tentang Anatomi puisi menurut Marjori boulton (anatomy of poetry,1979) yang saya baca di Anatomi sastra karya Atar Semi. Semoga saja ada sedikit gunanya… 🙂

Sesuai judul Anatomi Puisi ‘menurut’ Marjorie Boulton maka secara singkat postingannya menjadi begini.

Marjorie Boulton dalam bukunya anatomy of poetry membagi anatomi puisi menjadi 2 bagian:

1. Bentuk Fisik
Berupa lapisan bunyi, yaitu lapisan lambang lambang bahasa sastra, mencakup nada dan larik puisi, termasuk didalamnya irama, sajak, intonasi,pengulangan dan perangkat kebahasaan lainnya.

2. Bentuk Mental
Berupa lapisan arti dan lapisan tema.
dimana lapisan arti adalah sejumlah arti yang dilambangkan oleh struktur yang terdiri dari lapisan bahasa. Sedang lapisan tema, yakni sesuatu yang menjadi tujuan penyair, atau sesuatu efek tertentu yang didambakan penyair.

Dalam artian ini Marjorie boulton ini menambahkan, bahwa Beliau mengakui bahwa tak mungkin untuk membedakan bentuk fisik dengan bentuk mental secara komplit. Karena kedua bentuk itu berinterralasi satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah dalam sebuah puisi bila harus dibicarakan secara 2 bentuk ini, maka tidak dapat dilihat pertaliannya satu sama lain.

Yang perlu di ingat lapisan lapisan(lapisan bunyi,lapisan arti, lapisan tema) tersebut saling bertautan; lapisan bunyi menimbulkan arti, lapisan arti menimbulkan lapisan tema. Bila toh lapisan bunyi itu tak ada, atau mungkin berantakan, trus lapisan arti tidak ada pula, maka bisa dipastikan lapisan temanya pun tak ada. Dan puisi itu sendiri dikatakan tak pernah ada, Atau kalaupun ada tidak bisa dikatakan puisi.

Oleh sebab itu puisi merupakan sebuah totalitas dari ketiga lapisan tadi, dimana kudu membuat lapisan bunyi dengan baik dan lapisan tersebut membentuk lapisan arti dan tema yang baik pula, Sehingga puisi itu menjadi suatu totalitas yang sempurna.

Begitu sajalah Anatomi Puisi menurut Marjorie Boulton.
Semoga ada manfaatnya.
Dan, Salam….

Kamukah Akukah

Di rumah gedung bersulam permadani
Berwarna merah anyir tiada jeri
di rumah kardus di rumah si petani
Beralas tanah sudah tiada almari

Kamukah Akukah bukan anak lagi
Bukan di rimba bukan binatang
Bila Salah usah larikan pagi
Senja itu pasti akan datang

Kamukah Akukah O Sang Jalang
Bila keadilan pun terlupakan
Kau arak Aku arak binatang
Itukah wahai penyelesaian?

#######
*www.ceritainspirasi.net

Perahu Perahu

Perahu perahu segera berlayar
Mendayung menjala tiada lupa
Malam malamkanlah nyala damar
Pun di siang petiklah harpa

Camar camar biarkan nyanyi serak
Gelombang badai biarlah suratan
Buang jauh karam karam di benak
Pasang jangkar eratkan pelukan

Lihatlah pulau impian sang raja
Penuh keceriaan ditaburi berlian
Pasti pesta panen kan tercipta
Hancur pedih terbantai kerinduan